Hallo Glassers,
Nama saya Ingrid dan umur saya 15 tahun. Saya seorang murid di Deutsche Internationale Schule(DIS) atau Sekolah Jerman dan seperti anggota Glass-i lainya, saya juga memakai kacamata.
Seingatku pertama kali mengenakan kacamata, adalah ketika saya masih duduk di kelas 4 SD dan berumur 10 tahun. Sebenarnya ketika saya masih kecil dan dibawa ke rumah sakit untuk mengecek mata, dokternya sudah mengatakan bahwa mata saya sudah min. Tetapi waktu itu aku masih kecil dan minya tidak terlalu parah, maka saya juga tidak usah memakai kacamata. Karena kemungkinan besar saya akan memakai kacamata, dokternya memberiku frame kacamatanya dulu.
Beberapa minggu sebelum liburan, semua yang dilihat mataku mulai buram. Mulai dari tulisan di papan iklan, jam untuk melihat waktu sampai angka-angka di papan tulis dalam pelajaran matematika semunya menjadi buram. Maka waktu liburan, saya pergi mengecek mata dan ternyata aku sudah harus mamakai kacamata. Akhirnya frame yang diberi dokter juga dipakai. Sampai sekarang aku masih pakai kacamata.
Ini adalah cerita pengalaman pertamaku ketika baru memakai kacamata.
Redaktur Glass-i,
Ingrid
Friday, January 16, 2009
Salam Kenal! ~ Merline
Aloha Glasser yang kucintai!!!
Sebelumnya, saya sebagai salah satu dari redaktur Glass-i mengucapkan terima kasih atas kunjungan para Glasser ke blog kita yang masih sangat baru ini. Kami harap para Glasser cukup senang dan puas dengan blog kami ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran para Glasser untuk membina blog kita ini menjadi yang lebih baik lagi ke depannya.
Tanpa ditunda lagi, saya akan memperkenalkan diriku ini pada para Glasser.
Nama saya Merline Filla. Saya juga adalah salah satu murid German School di BSD, Tangerang. Saya sekolah di sekolah tersebut sejak kelas 6 SD dan sekarang saya duduk di bangku 3 SMA.
Nah, sekarang saya ingin bercerita sedikit mengapa saya bisa memakai kacamata dari kelas 4 SD sampai sekarang ini.
Dulu saya adalah salah satu penggemar komik. Setiap hari, setiap waktu dan bahkan setiap malam sebelum tidur, saya akan membaca minimal 2 komik. Posisi membacanya juga sangat spesial yaitu membaca sambil tiduran di ranjang. Kalau mata sudah 5 watt, tertidurlah diriku ini dengan sendirinya. Ornag tuaku sering memarahi saya karena kebiasaan saya yang buruk itu ; membaca komik sambil tiduran. Mereka sering sekali memperingati saya untuk berhenti membaca komik apalagi sambil berbaring di ranjang. “Bandel ya, kalau kamu seperti itu terus, nanti matamu bisa rusak lho!”. Itulah kata-kata yang sering keluar dari mulut orang tuaku. Sedangkan saya hanya mengiyakan nasihat itu, tapi tidak menurutinya, karena pada waktu itu saya masih tidak percaya kalau membaca sambil berbaring, apalagi dengan tidak cukup lampu, bisa membuat mata kita rusak.
Ketika saya duduk di bangku 4 SD, saya mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Apalagi dulu saya selalu mendapatkan tempat duduk yang paling belakang di kelas. Gawat tu!!
Akhirnya saya menceritakan tentang hal ini kepada mamiku. Dia sudah menduga bahwa suatu hari, hal ini pasti terjadi. Sehabis pulang sekolah, saya langsung pergi ke toko optik untuk mencek kedua buah mataku dan membeli kacamata.
Dari situ, saya hanya mengandalkan kacamata untuk melihat dunia yang penuh warna ini dengan jelas. Kacamata menjadi salah satu benda yang penting dalam hidupku sehari-hari.
Moral yang telah saya berikan secara tidak langsung adalah; jangan membaca sambil berbaring dan dengarkanlah kata-kata orang tuamu.
Nah, sampai disini saja cerita pengalamanku kenapa saya bisa memakai kacamata.
Bagi yang telah memakai kacamata, janganlah menjadi kurang pede karena kalian menjadi orang yang memakai kacamata. Lihat sajalah pada trend jaman kini, semua orang mulai memakai kacamata walaupun mata mereka masih sehat. Ikutlah bergaya seperti mereka!! Dan jadilah Glasser yang PEDE^^
P.S Jangan lupa yah kirimkan kritik dan saran kalian ke blog kami ini. ..Thx^^
Redaktur Glass-i,
Merline
Sebelumnya, saya sebagai salah satu dari redaktur Glass-i mengucapkan terima kasih atas kunjungan para Glasser ke blog kita yang masih sangat baru ini. Kami harap para Glasser cukup senang dan puas dengan blog kami ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran para Glasser untuk membina blog kita ini menjadi yang lebih baik lagi ke depannya.
Tanpa ditunda lagi, saya akan memperkenalkan diriku ini pada para Glasser.
Nama saya Merline Filla. Saya juga adalah salah satu murid German School di BSD, Tangerang. Saya sekolah di sekolah tersebut sejak kelas 6 SD dan sekarang saya duduk di bangku 3 SMA.
Nah, sekarang saya ingin bercerita sedikit mengapa saya bisa memakai kacamata dari kelas 4 SD sampai sekarang ini.
Dulu saya adalah salah satu penggemar komik. Setiap hari, setiap waktu dan bahkan setiap malam sebelum tidur, saya akan membaca minimal 2 komik. Posisi membacanya juga sangat spesial yaitu membaca sambil tiduran di ranjang. Kalau mata sudah 5 watt, tertidurlah diriku ini dengan sendirinya. Ornag tuaku sering memarahi saya karena kebiasaan saya yang buruk itu ; membaca komik sambil tiduran. Mereka sering sekali memperingati saya untuk berhenti membaca komik apalagi sambil berbaring di ranjang. “Bandel ya, kalau kamu seperti itu terus, nanti matamu bisa rusak lho!”. Itulah kata-kata yang sering keluar dari mulut orang tuaku. Sedangkan saya hanya mengiyakan nasihat itu, tapi tidak menurutinya, karena pada waktu itu saya masih tidak percaya kalau membaca sambil berbaring, apalagi dengan tidak cukup lampu, bisa membuat mata kita rusak.
Ketika saya duduk di bangku 4 SD, saya mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Apalagi dulu saya selalu mendapatkan tempat duduk yang paling belakang di kelas. Gawat tu!!
Akhirnya saya menceritakan tentang hal ini kepada mamiku. Dia sudah menduga bahwa suatu hari, hal ini pasti terjadi. Sehabis pulang sekolah, saya langsung pergi ke toko optik untuk mencek kedua buah mataku dan membeli kacamata.
Dari situ, saya hanya mengandalkan kacamata untuk melihat dunia yang penuh warna ini dengan jelas. Kacamata menjadi salah satu benda yang penting dalam hidupku sehari-hari.
Moral yang telah saya berikan secara tidak langsung adalah; jangan membaca sambil berbaring dan dengarkanlah kata-kata orang tuamu.
Nah, sampai disini saja cerita pengalamanku kenapa saya bisa memakai kacamata.
Bagi yang telah memakai kacamata, janganlah menjadi kurang pede karena kalian menjadi orang yang memakai kacamata. Lihat sajalah pada trend jaman kini, semua orang mulai memakai kacamata walaupun mata mereka masih sehat. Ikutlah bergaya seperti mereka!! Dan jadilah Glasser yang PEDE^^
P.S Jangan lupa yah kirimkan kritik dan saran kalian ke blog kami ini. ..Thx^^
Redaktur Glass-i,
Merline
Salam Kenal! ~ Kevin
Halo Glasser!
Nama saya Kevin Tanjung sebagai perkenalan; saya sekolah di Deutsche Internationale Schule Jakarta sejak kelas 1 SMP sampai sekarang. Saat ini saya duduk di kelas 2 SMA, 1 tahun lagi semoga saja saya lulus. Sebagai posting pertama saya ingin kuceritakan pengalaman saya pertama kali memakai kacamata. Ketika itu saya masih di kelas 4 SD Santa Laurensia. Sudah beberapa bulan saya tidak dapat melihat dengan fokus, semua begitu blur. Guru saya Ibu Tina putus asa menaruh saya di tempat duduk depan karena dalam 2 bulan badan saya tambah tinggi dengan cepat sehingga teman-teman saya yang duduk di belakang tak bisa melihat, ketutupan badan saya yang bongsor. Lalu teman-teman menganjurkan saya untuk mengecek mata dan benar saja saya memang memerlukan kacamata. Sekali cek mata minus dua sudah. Orang tua saya cukup syok dan mengingatkan saya untuk mengurangi menonton TV dan main komputer dekat-dekat. Pertama kali saya memakai kacamata itu, perasaan malu mengujuri seluruh badanku. Rasanya muka saya berubah jauh setelah memakai kacamata. Takut diganggu teman-teman, saya tak ingin masuk sekolah. Tapi akhirna setelah desakan dan paksaan dari orang tua saya pun menyerah dan naik ke mobil, siap-siap berangkat ke sekolah. Di kelas teman-teman saya terperanjat karena saya berpenampilan hari itu, tapi ternyata mereka tidak ada yang tertawa.
Malah mereka menyindirku: “Dari tiga bulan lalu kek beli kacamatanya! Ckck...” Ya, sejak hari itu aku selalu menggunakan kacamata. Dua buah lensa simple yang membantu saya melihat dunia seperti adanya sekarang.
Redaktur Glass-i
Kevin
Nama saya Kevin Tanjung sebagai perkenalan; saya sekolah di Deutsche Internationale Schule Jakarta sejak kelas 1 SMP sampai sekarang. Saat ini saya duduk di kelas 2 SMA, 1 tahun lagi semoga saja saya lulus. Sebagai posting pertama saya ingin kuceritakan pengalaman saya pertama kali memakai kacamata. Ketika itu saya masih di kelas 4 SD Santa Laurensia. Sudah beberapa bulan saya tidak dapat melihat dengan fokus, semua begitu blur. Guru saya Ibu Tina putus asa menaruh saya di tempat duduk depan karena dalam 2 bulan badan saya tambah tinggi dengan cepat sehingga teman-teman saya yang duduk di belakang tak bisa melihat, ketutupan badan saya yang bongsor. Lalu teman-teman menganjurkan saya untuk mengecek mata dan benar saja saya memang memerlukan kacamata. Sekali cek mata minus dua sudah. Orang tua saya cukup syok dan mengingatkan saya untuk mengurangi menonton TV dan main komputer dekat-dekat. Pertama kali saya memakai kacamata itu, perasaan malu mengujuri seluruh badanku. Rasanya muka saya berubah jauh setelah memakai kacamata. Takut diganggu teman-teman, saya tak ingin masuk sekolah. Tapi akhirna setelah desakan dan paksaan dari orang tua saya pun menyerah dan naik ke mobil, siap-siap berangkat ke sekolah. Di kelas teman-teman saya terperanjat karena saya berpenampilan hari itu, tapi ternyata mereka tidak ada yang tertawa.
Malah mereka menyindirku: “Dari tiga bulan lalu kek beli kacamatanya! Ckck...” Ya, sejak hari itu aku selalu menggunakan kacamata. Dua buah lensa simple yang membantu saya melihat dunia seperti adanya sekarang.
Redaktur Glass-i
Kevin
Subscribe to:
Posts (Atom)